Tahukah Anda, di Indonesia ternyata masalah bullying masih belum tuntas? Bahkan dari data Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) jumlah korbannya mencapai 480 anak dalam rentang waktu 2016-2020. Oleh karena itu sangat perlu penerapan cara mengatasi bullying di sekolah yang tepat.
Di tahun 2022, angkanya meningkat tajam yaitu 226 laporan yang masuk ke KPAI. Jika dikalkulasikan dalan angka ternyata jutaan anak usia sekolah pernah mengalami perundungan. Tentunya hal ini menjadi salah satu yang perlu menjadi perhatian berbagai pihak.
Data yang juga tak bisa diabaikan adalah, perundungan yang sering dilakukan berhubungan dengan penghinaan, pengancaman, pengucilan, pemukulan dan menyebarkan gosip buruk terhadap anak.
Tentunya bukan hal yang bisa dibiarkan begitu saja, butuh peran serta semua pihak untuk mengatasinya. Mulai dari orang tua di rumah, guru di sekolah, maupun teman sepermainan.
Untuk tahu lebih lengkap ulasan lengkapnya soal bagaimana langkah tepat mengatasi masalah perundungan ini, simak informasinya berikut.
Bullying Adalah
Pengertian dari bullying atau disebut juga perundungan yaitu sebuah perbuatan tidak baik bahkan cenderung buruk oleh seseorang kepada orang lain. Dampaknya bagi korban adalah sakit secara fisik maupun mental.
Secara gamblang beberapa hal yang masuk kategori perundungan adalah mengganggu seseorang, sehingga membuatnya merasa ketakutan, menangis, bahkan sakit secara fisik. Hal ini, dilakukan oleh pelaku dalam kondisi sadar dan biasanya memiliki tujuan untuk membuat korban merasa sakit dan tidak nyaman.
Beberapa tindakan yang masuk kategori bullying yaitu secara fisik seperti memukul, mendorong, menggigit, menampar, dan lainnya. sedangkan yang dilakukan secara verbal seperti menghina, memberikan ancaman, meremehkan, serta menyindir dengan kata-kata tidak pantas.
Apa Penyebab Bullying di Sekolah
Kalau bicara soal apa yang menyebabkan perundungan terjadi, sangat variatif. Namun enam diantaranya paling sering ditemukan di lingkungan sekolah. Anda harus tahu sebelum menerapkan cara mengatasi bullying di sekolah supaya tidak salah mengambil tindakan.
1. Latar Belakang Keluarga
Ada beberapa hal di lingkungan keluarga yang memicu seorang anak melakukan perundungan, seperti tidak adanya aturan yang jelas dalam melakukan segala sesuatu. Hal ini dapat terjadi akibat orang tua yang sibuk atau berpisah, sehingga fokus mendidik anak terabaikan.
Kondisi lainnya adalah, orang tua tidak mampu membuat sebuah hubungan yang baik dengan buah hati mereka. Sehingga si anak mencari sosok lain di luar keluarga atau berusaha menjadi paling berkuasa.
2. Kurang Mendapat Perhatian
Anak-anak yang kurang mendapatkan atensi dari orang tua di rumah maupun teman-teman di sekolah, cenderung berusaha menjadi sosok dominan supaya diperhatikan. Alhasil, mereka memilih cara salah yaitu mencari korban yang bisa diintimidasi sehingga orang lebih perhatian kepadanya.
3. Keinginan untuk Menjadi Nomor Satu
Tidak bisa dipungkiri, di lingkungan sekolah kebanyakan terdapat kesenjangan sosial dari status ekonomi dan lainnya. Hal ini berpotensi membuat sejumlah anak-anak yang golongan stratanya lebih tinggi, melakukan intimidasi terhadap kelompok minoritas di sekolah.
4. Pernah Menjadi Korban Perundungan
Ini juga salah satu penyebab bullying di sekolah, dimana terdapat pengalaman buruk menjadi korban bullying di masa lalu. Misalnya di bully oleh saudara yang memiliki karakter abusif, oleh orang tua sendiri, atau orang lain di lingkungan selain sekolah.
Dampaknya anak akan mencoba mencari cara melampiaskan rasa sakit hatinya dengan merundung orang lain, salah satunya mencari objek teman di sekolah.
5. Tidak Memiliki Empati
Empati harus ditanamkan sejak kecil kepada anak, jika tidak maka potensi dia melakukan tindakan bully sangat terbuka. Alasannya adalah, si anak tidak punya kepekaan terhadap kondisi orang lain, cenderung egois dan selalu mau menjadi yang paling hebat.
6. Merasa Tidak Puas
Ketidakpuasan terhadap berbagai hal yang dirasakan oleh seorang anak, bisa melampiaskannya dengan merundung anak lain. Melihat korban tersiksa secara verbal maupun fisik, akan menjadi kepuasan sendiri bagi pelaku tersebut.
Cara Mengatasi Bullying di Sekolah
Untuk bisa menerapkan cara mengatasi bullying di sekolah, perlu koordinasi semua pihak di lingkungan sekolah. Terutama peran dari guru dan teman sebaya yang ikut menyaksikan atau mendengarkan cerita para korban. Seperti apa cara yang tepat?
Untuk Pelaku
Menindak pelaku bullying memang harus dilakukan, tapi selain itu untuk mengatasi kejadian sama terulang, harus diatasi dengan cara yang benar. Seperti:
1. Dengarkan dan Jelaskan Kesalahannya
Pihak sekolah perlu memberikan ruang pada pelaku untuk mendengarkan cerita versi mereka. Setelah menjelaskan, selanjutnya berikan penjelasan bahwa apa yang mereka lakukan itu salah dan perlu dihentikan.
2. Beri Pemahaman
Berikan berbagai pemahaman tentang dampak bullying yang bukan saja akan dirasakan oleh korban, namun juga pada pelaku. Sehingga mereka merasa jera untuk melakukannya, kalaupun sampai terjadi lagi maka akan ada tindakan tegas dari pihak sekolah.
3. Konsekuensi dan Hukuman
Memberikan konsekuensi yang tegas termasuk hukuman yang jelas kepada pelaku, sebagai efek jera. Mulai dari hukuman ringan skorsing sekolah hingga kemungkinan dikeluarkan dari sekolah jika perilaku mereka sudah tidak dapat ditolerir lagi.
4. Koordinasi dengan Orang Tua
Jangan abaikan peran orang tua, pihak sekolah harus menginformasikan masalah perundungan yang dilakukan anak tersebut kepada orang tua mereka.
Gunanya agar orang tua bisa berperan aktif untuk memberikan pemahaman kepada anak, tentang buruknya dampak bullying tersebut.
Untuk Korban
Bagi korban, juga perlu dilakukan solusi mengatasi bullying yang mereka terima. Beberapa diantaranya adalah:
1. Dengarkan dan Berikan Empati
Berikan ruang kepada korban untuk menceritakan apa yang mereka alami, tunjukkan kepedulian terhadap kondisi mereka. Untuk teman yang mendengarkan cerita korban, berempati adalah cara yang tepat.
2. Laporkan
Sekecil apapun tindakan perundungan yang terdeteksi disekolah, harus dilaporkan kepada pihak sekolah. Supaya tidak menjadi masalah yang besar di kemudian hari hingga jatuh korban.
Dengan pelaporan sedini mungkin, upaya mengatasinya bisa dilakukan dengan lebih maksimal.
3. Ajari Membela Diri
Korban yang terintimidasi, harus diajarkan bagaimana cara untuk membela diri mereka ketika di bully. Hal ini sangat penting untuk meminimalisir dampak fisik dan psikis bagi korban.
4. Libatkan Orang Tua
Untuk meminimalisir perundungan lanjutan, pihak sekolah juga harus melibatkan orang tua korban sebagai pihak yang melindungi korban. Termasuk memberikan pemahaman tentang bagaimana seorang anak menjaga dirinya dari masalah perundungan.
5. Update Berkala Kondisi Korban
Baik guru maupun siswa lain yang tahu masalah perundungan yang terjadi, memiliki tugas mulia untuk melakukan pemantauan kondisi korban secara berkala. Apakah sudah baik-baik saja, atau ternyata masih saja menjadi korban perundungan.
Kesimpulan
Masalah bully di sekolah bisa diatasi dengan mencari apa penyebabnya, baik dari pihak pelaku maupun korban. Sehingga dapat di carikan cara mengatasi bullying di sekolah tepat sesuai kondisi yang terjadi.
Semua pihak mulai dari pelaku, korban, guru, orang tua, dan teman sekolah memiliki peran penting untuk mengatasi bully. Supaya angka perundungan anak di Indonesia bisa diminimalisir dan kenyamanan anak menuntut ilmu di sekolah lebih maksimal tanpa gangguan.